Minggu, 22 Maret 2009

CARDIAC ARREST PASCA SAB


—Dilakukan spinal anestesi pada wanita, 21 th dgn dx stimulasi gagal, primigravida hamil aterm dlm persalinan kala 2 awal pro SC emergency. post Anestesi RA pasien bradikardi, asystole, apnea. Dilakukan RJP dan pasien ditransport ke icu. Pasien meninggal setelah 3 jam RJP.

—Pemeriksaan fisik
Riwayat asma, alergi, DM, hipertensi dan kejang disangkal.
Keadaan umum: sedang
A: clear, M2, TMD> 6,5cm
B: spontan, RR 18-20x/mnt, ves +/+, Rh-/-, Wh-/-
C: TD 110/70 mmHg, HR 98-100x/mnt, reguler, isi dan tekanan cukup, suara tambahan (-)
D: compos mentis
Suhu 37,5°C
—Pemeriksaan lab
Hb 9,9; AL 10,86; HMT 28,7; AT 188; CT 8; BT 4; Gol drh O; Alb 2,9; AST 20;ALT 19; Glukosa 65; Urea 12,4; Creatinine 1,1
Assesment "
—G1PoAo, stimulasi gagal, primigravida hamil aterm dlm persalinan kala 2 fase awal pro SC emergency.
—Status fisik ASA II E
Plan:
—Pre loading dgn cairan kristaloid RL 500 ml
—Di Acc utk regional anestesi dgn teknik SAB
—Oksigenasi dgn O2 nasal kanul 2 lt/mnt

—Pukul 08.30 dilakukan regional anestesi dengan teknik SAB, sitting position, pada L4-5, jarum no. 25 G, LCS (+) jernih, masukan Bupivacain 0,5 % 12,5 mg
—Vital sign: TD 110/70 mmHg, HR 110x/mnt, RR 18-20x/mnt, SpO2 98% posisi supine
—Pukul 08.32 TD 110/60 mmHg, HR 100 x/mnt dilakukan pimprik setinggi umbilikus setelah onset spinal anestesi tercapai operasi segera dimulai, dgn posisi supine kepala lebih tinggi.
—Pukul 08.34 sebelum operasi dimulai, pada saat diberikan antiseptik, pasien tertidur dan dibangunkan tdk respon, kesadaran menurun, bradikardi, apnea dan desaturasi 94 %
—Vital sign: TD 99/55 mmHg, HR 40-50x/mnt, SpO2 90%
Terapi:
-SA 0,5 mg IV
-Efedrin 10 g IV 3 x
-Dilakukan ventilasi dgn face mask dilanjutkan intubasi

—Pukul 08.35 pasien cardiac arrest, gambaran EKG asystole, dilakukan RJP, diberikan adrenalin 1 mg IV, ada respon muncul irama sinus, operasi tidak dilanjutkan dan dilakukan RJP.
—gambaran EKG PEA tidak respon, diberikan SA 3 mg IV muncul gambaran EKG VF, kembali lagi PEA.RJP masih terus dilanjutkan
—tetap dilakukan RJP selama 10 menit, gambaran EKG PEA.
—08.45 pasien ditransport ke ICU dalam keadaan terintubasi

—Pukul 08.50 pasien di ICU, dipasang ventilator dengan RJP tetap dilakukan, diberikan:
Adrenalin 1 mg IV, SA 3 mg IV , dan Lidokain 40 mg IV.
—Pukul 09.15 gambaran EKG fibrilasi ventrikel,carotis tak teraba dilakukan DC Shock unsyncronize 360 J 3 kali, tidak respon, gambaran EKG kembali PEA, dilakukan RJP kembali.
—Pukul 11.00 EKG flat, pupil midriasis maksimal, pasien dinyatakan meninggal.